Musyawarah Nasional (Munas) ASPERDA 2025 menjadi momentum penting untuk menata ulang arah organisasi dalam menghadapi perubahan ekonomi Indonesia yang semakin cepat dan tidak pasti. Dengan struktur kepengurusan baru periode 2025–2028 — dipimpin oleh Ketua Umum Erwin Suryana, SE, M.M.Pi dan jajaran wakil ketua yang fokus pada bisnis, organisasi, SDM, komunikasi, hukum, serta advokasi — ASPERDA memasuki fase transformasi organisasi yang jauh lebih kompleks dibanding periode sebelumnya. Dinamika organisasi Asperda dimulai.
Dinamika organisasi ASPERDA pasca Munas 2025 bukan hanya berkaitan dengan internal pengurus, tetapi juga pemetaan tantangan eksternal yang mempengaruhi industri rental kendaraan secara nasional.
Artikel ini membahas secara mendalam bagaimana ASPERDA harus bergerak dalam lanskap yang berubah, memperkuat tata kelola, memperluas jejaring, serta menghadirkan manfaat nyata bagi anggota di seluruh wilayah Indonesia.

Dinamika Organisasi ASPERDA: Tantangan dan Arah Baru
1. Penguatan Internal Pengurus: Konsolidasi sebagai Fondasi
Struktur baru ASPERDA menuntut koordinasi lintas bidang, mulai dari:
- Bisnis & Kerjasama antar Lembaga (Michael Randalna)
- Organisasi & Keanggotaan (Syamsudin)
- Informasi, Komunikasi & SDM (Nidhamudin, SE)
- Sosial, Hukum & Advokasi (Dr. Wahyu Sri Handono, ST, MAP)
Keberagaman peran ini membuat dinamika internal lebih kaya, tetapi juga membutuhkan:
- Standar komunikasi yang seragam
- Mekanisme rapat dan monitoring berkala
- Target kinerja tahunan yang terukur per divisi
- Sistem dokumentasi digital dan database keanggotaan nasional
Dengan wajah organisasi yang semakin besar dan struktur yang lebih lengkap, konsolidasi adalah tantangan sekaligus peluang.
2. Tantangan Memperluas Kemitraan Strategis
Industri rental kendaraan tidak bisa berdiri sendiri.
Ke depan, ASPERDA harus memperkuat kolaborasi dengan:
- Kementerian Perhubungan
- Kementerian Pariwisata
- Asosiasi kendaraan listrik (EV)
- BUMN transportasi & logistik
- Korporasi sektor travel, logistic tech, hingga perusahaan fleet management
Divisi Kemitraan & Kerjasama Bisnis (Arnithia Khristiyantie) dan Divisi Pemerintahan & Kerjasama antar Lembaga (Anton Sugama) memiliki peran krusial.
Kemitraan strategis bukan lagi bersifat seremonial, tetapi harus memberikan dampak nyata berupa:
- Akses program pemerintah
- Sertifikasi kompetensi industri
- Pembiayaan mitra bagi UMKM rental
- Teknologi digital untuk operasional anggota
- Program keamanan dan standardisasi kendaraan
Ini merupakan dinamika organisasi ASPERDA yang semakin outward-looking — lebih terbuka, lebih terhubung.
3. Meningkatkan Awareness Anggota: Kolaborasi Adalah Kunci
Kekuatan ASPERDA bukan pada pusat organisasi, tetapi pada anggotanya.
Namun fakta di lapangan menunjukkan:
- Banyak pelaku rental masih bekerja secara individual
- Kolaborasi lintas wilayah belum optimal
- Masih ada gap pemahaman terhadap teknologi baru
- Minimnya literasi manajemen risiko & legalitas bisnis
Dengan pengurus baru, Divisi Pengembangan Keanggotaan (Andri Sugianto — wilayah Barat; Subhan Taufik — wilayah Timur) harus memperkuat:
- Edukasi rutin (webinar, klinik bisnis, workshop legalisasi)
- Program pengembangan kapasitas bisnis
- Pertukaran armada antar wilayah
- Platform komunikasi digital terintegrasi
- Program mentoring dan inkubasi bisnis rental
Awareness bahwa “kolaborasi lebih menguntungkan daripada kompetisi” harus menjadi pesan utama periode 2025–2028.
4. Memperluas Jaringan Wilayah & Keanggotaan
Tantangan berikutnya adalah ekspansi keanggotaan yang lebih merata secara geografis.
Saat ini, sebagian besar anggota terpusat di kota besar. Pasca Munas 2025, ASPERDA harus memperluas jangkauan organisasi ke:
- Kota industri dan kota pelabuhan
- Kawasan pariwisata
- Sentra logistik baru
- Wilayah Indonesia Timur yang membutuhkan akses layanan rental modern
DPC dan DPD harus diberi ruang dan mandat lebih besar untuk melakukan penetrasi wilayah melalui:
- Program visitasi daerah
- Roadshow edukasi bisnis
- Kolaborasi dengan pemda setempat
- Penyusunan standardisasi layanan rental di tingkat regional
ASPERDA yang kuat harus hadir hingga level paling bawah—bukan sekadar organisasi nasional, tetapi organisasi lokal yang solid.
5. Meningkatkan Benefit Bagi Anggota: Value Creation yang Harus Terukur
Agar organisasi relevan, benefit harus jelas.
Beberapa prioritas value creation yang perlu dijalankan tahun 2025–2028:
✓ 1. Akses pembiayaan & leasing kendaraan dengan skema khusus anggota
Target kerja sama dengan perusahaan pembiayaan besar dan bank nasional.
✓ 2. Sistem data nasional: Base harga sewa, demand regional, dan risk profile
Untuk membantu anggota mengambil keputusan bisnis yang lebih tepat.
✓ 3. Legal & regulatory support
Hadirnya Divisi Hukum & Advokasi (Arie Prasetyo & Ghafar Iriansyah, S.H) adalah pondasi penting untuk:
- Advokasi aturan transportasi
- Perlindungan hukum anggota
- Template dokumen legal
- Pendampingan kasus operasional
✓ 4. Program peningkatan SDM
Di bawah Divisi Peningkatan SDM (Yuga Arkayasa):
- Pelatihan driver profesional
- SOP operasional rental
- Manajemen armada & digitalisasi
- Program sertifikasi industri
✓ 5. Marketplace internal & networking bisnis
Agar anggota bisa saling bertukar order, armada, dan peluang proyek lintas wilayah.
Strategi Organisasi Pasca Munas: Roadmap ASPERDA 2025–2028
Untuk menjawab dinamika organisasi ASPERDA, berikut strategi makro:
1. Transformasi Digital Organisasi
- Digitalisasi keanggotaan
- Dashboard data industri
- Portal komunikasi resmi
- Aplikasi kolaborasi antar anggota
2. Tata Kelola Organisasi yang Profesional
- Rapat koordinasi terjadwal
- TOR dan KPI per divisi
- Template SOP organisasi
- Transparansi keuangan
3. Program Nasional “ASPERDA Growth Movement”
Fokus pada:
- peningkatan kapasitas,
- kolaborasi antar wilayah,
- ekspansi anggota baru.
4. Penguatan Branding & Public Relations
Agar ASPERDA menjadi wajah resmi industri rental kendaraan Indonesia.
Kesimpulan: Dinamika ASPERDA adalah Peluang Besar
Dinamika organisasi ASPERDA pasca Munas 2025 bukanlah hambatan, tetapi peluang untuk menata ulang ekosistem rental kendaraan nasional.
Dalam lanskap ekonomi Indonesia yang volatile, ASPERDA berada dalam posisi strategis untuk mendorong:
- Profesionalisasi industri
- Standarisasi layanan
- Kolaborasi antar pelaku usaha
- Kemitraan strategis skala nasional
Dengan kepengurusan baru dan struktur organisasi yang lebih lengkap, ASPERDA berpotensi menjadi organisasi kuat yang memberikan manfaat nyata—bukan hanya bagi anggota, tetapi juga bagi perkembangan ekonomi digital, sektor transportasi, dan pariwisata Indonesia.


